Pemprov Jabar Serius Tangani Sungai Citarum

http://fokusjabar.com/2017/01/25/pemprov-jabar-serius-tangani-sungai-citarum/

BANDUNG, FOKUSJabar.com : Pemerinah Provinsi Jawa Barat semakin serius menangani Sungai Citarum untuk menuju Citarum Bestari hingga airnya bisa dikonsumsi langsung oleh warga Jawa Barat.

Komitmen tersebut dibentuk Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jawa Barat bukan hanya dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan pusat, namun kali ini dengan perusahaan pemanfaat Sungai Citarum.

Salah satunya, PT. Indonesia Power, sebuah perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di waduk Saguling dan Cirata yang berada dibawah PLN.

Pemrov Jawa Barat mengajak berkomitemen dengan perushaan tersebut karena memang bergantung pada aliran Sungai Citarum.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (Demiz) mengatakan, sejumlah perusahaan dalam memberikan perhatian terhadap Sungai Citarum jangan hanya dengan Corporate Social Responsibility (CSR) saja, karena jumlahnya sedikit. Artinya, pihak perusahaan harus memasukan anggaran operasional.

” Pemanfaat sangat bergantung sekali kepada aliran sungai. Jika aliran sungai sudah tercemar parah, maka akan merugikan perusahaan itu sendiri,” kata Deddy di Gedung Sate, Rabu (25/1/2017).

Saat ini pihaknya baru mengumpulkan lima perusahaan yang berada dibawah PLN.  Itupun yang hanya pemanfaatan terhadap aliran sungai. Kedepannya akan mengumpulkan perusahaan yang menggunakan, memanfaatkan dan yang membuang limbah ke Sungai Citarum.

“Semua akan diajak berkomitmen untuk benar-benar menjaga Citarum dan mengendalikan limbah agar tidak semua masuk Sungai Citarum,” ucap Deddy.

Selain itu, pihaknya akan membuatkan Rencana Aksi Multifungsi Implementasi Pekerjaan (RAM IP) berasama pemerintah pusat, Kota/Kabupaten, aparatur hukum.

Sebelumnya RAM IP dibuat hanya untuk penanggulangan banjir. Kedepannya, betul-betul untuk limbah menciptakan air Sungai Citarum yang bersih. Kemudian yang akan ditekankan adalah pada penegakan hukum.

” Kami akan membuat Samsat Citarum yang didalamnya ada aparatur hukum termasuk TNI, Pemrpv Jabar, Pemkab/Pemkot serta akademisi,” kata dia.

Menurut Demiz, sebetulnya saat ini sudah ada perubahan dari Sungai Citarum dari beberapa tahun sebelumnya setelah program Citarum Bestari digalakan tahun 2014. Meski begitu, belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

” Tahun ini kami semakin serius menuju Citarum Bestari. Pasalnya, Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang dan wajah peradaban di Jawa Barat. Karenanya, wajib untuk mengambalikan Sungai Citarum bersih,” ucap Demiz.

General Manager PLTA Saguling, Hendra Swain mengatakan, kondisi air waduk Saguling yang teraliri dari sungai Citarum satu tahun kebelakang mengalami degradasi yang cukup tinggi. Saat ini, air waduk tersebut berada pada kategori D tidak layak untuk konsumsi dan perikanan, air waduk Sagguling itu hanya cocok untuk industri.

” Dengan kondisi tersebut air Sungai Saguling sudah tidak bisa dugunakan air untuk Cooler (pendingin) mesin, kemudian juga berpengaruh kepada turbin,” kata dia.

Dengan begitu, perlu normalisasi air yang betul-betul bersih untuk PLTA.

” Jika kondisi air terus seperti ini, PTLA hanya mampu mengaliri listrik Kota Bandung saja 35 tahun, padahal beberapa belas tahun kebelakang harusnya bisa mengaliri listrik sampai 50 tahun termasuk untuk Bandung Selatan dan Cibinong,” pungkasnya.