Kementerian Pekerjaan Umum

peta pu

 

Pelaksana                                          

pu  Balai Besar Wilayah Sungai Citarum

Program

2.1    Rehabilitasi Saluran Tarum Barat / Rehabilitation of West Tarun Cannal.

Lokasi

Saluran Tarum Kanal Barat

Tahun Pelaksanaan

 

Capaian

Pembangunan Siphon Bekasi ini merupakan bagian dari tahap 1 Program Pengelolaan Sumber Daya Terpadu di Wilayah Sungai Citarum (ICWRMIP), dan merupakan salah satu bagian dari upaya perbaikan dari kegiatan Rehabilitasi Saluran Tarum Barat. Kebutuhan air baku 80% Kota Jakarta dipasok dari air Sungai Citarum yang diakirkan melalui Saluran Tarum Barat. Pembangunan Bekasi Syphon ditujukan untuk memperbaiki kualitas air dengan memisahkan air dari Kali Bekasi yang tercemar dengan air dari Saluran Tarum Barat.

Siphon Bekasi dibangun dengan panjang sekitar 98 meter serta memiliki tiga terowongan (barel). Setiap terowongan memiliki lebar dan tinggi sekitar 2.3 meter dengan anggaran Rp 21,8 milyar.

BBWSC juga akan melaksanan Rehabilitasi Salutan Tarum Barat sepanjang 54 km, mulai dari Benung Curug di Kabupaten Karawang, melewati Kabupaten Bekasi hingga Kota Bekasi dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas suplai air dan kualitas air untuk irigasi pertanian, industri dan baku air minum di sepanjang saluran Tarum Barat dan juga untuk meningkatkan kapasitas suplai air dan kualitas air untuk irigasi pertanian, industri dan baku air minum di sepanjang Saluran Tarum Barat dan juga untuk meningkatkan suplai air baku ke Jakarta.

Pada tahun 2008 BBWSC telah melakukan survey untuk mendata pihak-pihak atau aset yang akan terkena dampak rehabilitasi berdasarkan desain awal saluran. Lebar area yang akan dibebaskan adalah 6 meter dari tanggul tepi saluran di sebelah kanan dan kiri. Sejak pertengahan tahun 2011 lalu, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) bersama-sama dengan Kelompok Kerja Pemukiman Kembali (KKPK)/Resettlement Working Group (RWG) yang   dibentuk di setiap kabupaten/kota dan dibantu oleh tim konsultan melakukan pembaharuan Rencana Pemukiman Kembali.

Pembaharuan   dilakukan dengan melakukan pendataan ulang dan konsultasi terhadap warga terkena dampak yang berada di area 3 – 8 meter dari tepi saluran serta para pemangku kepentingan terkait.

Periode Sosialisasi ulang awal tentang proyek dan kegiatan pendataan ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota yaitu Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi pada bulan November 2011 hingga bulan Maret 2012. Dari hasil pendataan ulang, diketahui ada 1,320 warga dan 9 aset milik instansi pemerintah yang terkena dampak proyek. Sedangkan lokasi yang akan dilalui oleh kegiatan ini meliputi Kabupaten Karawang (4 kecamatan dan 18 desa), Kabupaten Bekasi (6 kecamatan 14 desa) dan Kota Bekasi (2 kecamatan dan 2 desa).

 

Pelaksana                                          

pu  Balai Besar Wilayah Sungai Citarum

Program

2.4    Studi Kelayakan Untuk Peningkatan Sumber Air baku Bandung / Feasibility Study for Upgrading Bandung’s

Lokasi

 

Tahun Pelaksanaan

 

Capaian

 

 

Pelaksana                                          

pu Balai Besar Wilayah Sungai Citarum

Program

2.4    Perencanaan Teknis Detail untuk Peningkatan Sumber Air Baku Bandung / Detailed Engineering Design for Upgrading Bandung Water Sources.

Lokasi

 

Tahun Pelaksanaan

 

Capaian

 

 

Pelaksana                                          

pu Balai Besar Wilayah Sungai Citarum

Program

3.1 (TA B3) Pengembangan Kebijakan Pokok dan strategi untuk pengelolaan SDA di Wilayah Sungai Citarum / Development of Keys Policies and Strategy untuk IWRM.

Lokasi

 

Tahun Pelaksanaan

 

Capaian

 

 

Pelaksana                                          

pu Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Air

Program

1.3 (TA B1) Perkuatan Kelembagaan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di Wilayah Sungai 6 Ci / Institutional Strengthening for Integrated Water Resources Management in 6 Cis River Basin.

1.4 (TA B2) Perencanaan Tata Ruang Untuk Kawasan Wilayah Sungai 6 Ci / Spatial Planning for 6 Ci’s River Basin Teritory     

3.1 (TA B3) Pengembangan Kebijakan Pokok dan strategi untuk pengelolaan SDA di Wilayah Sungai Citarum / Development of Keys Policies and Strategy untuk IWRM.

Lokasi

 

Tahun Pelaksanaan

 

Capaian

 

 

Pelaksana                                          

pu Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

Program

5.1 (TA C1) Pengelolaan Banjir Citarum Hulu / Upper Citarum Basin Flood Management.

Lokasi

 

Tahun Pelaksanaan

 

Capaian

 

 

Pelaksana                                          

pu Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Air

Program

7.1 (TA D1) Sistem Untuk Dukungan Pengambilan Keputusan Untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Di Wilayah Sungai Citarum / Decision Support System for IWRM in the Citarum River Basin.

Lokasi

 

Tahun Pelaksanaan

 

Capaian

 

Kementerian Pertanian

peta pertanian

 

Pelaksana                                          

pertanian  Direktorat Pengelolaan Lahan dan Air

  Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air

Program

2.1    Peningkatan Pengelolaan Lahan dan Air / Improved Land ad  Water Management.

Lokasi

Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung

Tahun Pelaksanaan

2009 - 20011

Capaian

Kementerian Pertanian telah melaksanakan program penanaman padi dengan metode System Rice Intensification (SRI) seluas 3.000 Ha di 3 wilayah kabupaten di Wilayah Sungai Citarum yaitu Kabupaten Bandung (650 Ha), Kabupaten Subang (1.000 Ha) dan Kabupaten Karawang (1.350 Ha) yang melibatkan sekitar 7.500 petani yang tergabung dalam 150 kelompok tani, yaitu: Kab.Bandung 32 kelompok, Kab.Karawang 68 kelompok dan Kab Subang 50 kelompok.

Selama periode 2009-2011, untuk hasil gabah kering giling yaitu Kabupaten Bandung 7,050 ton atau rata-rata 11 ton/ha, Kabupaten Karawang 10,800 ton atau 8 ton/ha dan Kabupaten Subang 7,300 ton atau rata-rata 7,3 ton/ha.

Selain pendampingan, petani juga menerima bantuan gerobak motor roda tiga, alat pembuat pupuk organik (APPO) dan sapi untuk setiap kelompok tani.

Manfaat dari pengembangan metode SRI ini antara lain penghematan pemakaian air irigasi sebesar 33%, peningkatan produktivitas sebesar27-30%, penghematan penggunaan bibit dan peningkatan penggunaan pupuk organik. Di dalam pelaksanaannya Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provisi Jawa Barat dan Dinas Pertanian Kabupaten Terkait.

Kementerian Kesehatan

peta kesehatan

 

Pelaksana                                          

kesehatan Direktorat Penyehatan Lingkungan
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Program

2.1    Dukungan Prakarsa Masyarakat dan Lsm Untuk Perbaikan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi / Support for Community  and CSO Driven Initiatives for Improved Water Supply and sanitation.

Lokasi

Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bandung

Tahun Pelaksanaan

2010 - 2013

Capaian

Kementerian Kesehatan bekerja bersama masyarakat telah mengenbangkan perbaikan prasarana air minum, sanitasi komunal dan daur ulang sampah di sepanjang Saluran Tarum Barat di sejumlah 23 Desa yang meliputi 5 Desa di Kota Bekasi, 9 Desa di Kabupaten Bekasi, 9 Desa Di Kabupaten Karawang dan 2 Desa di Kabupaten Bandung. Lokasi kegiatan program difokuskan pada masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Citarum.

Dalam konteks Program Pemulihan Sungai Citarum Terpadu ICWRMIP, Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pelaksana dari awal sudah menargetkan perubahan perilaku masyarakat terintegrasi didalam pelaksanaan kegiatan programnya. Pendekatannya tidak lagi menggunakan pola ajar searah seperti penyuluhan atau ceramah.

Metode dan pendekatan yang digunakan yaitu dengan pemicuan motivasi. Caranya mengajak masyarakat untuk praktek langsung. Masyarakat juga mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhannya sendiri, hingga mencari alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode ini mengacu pada Community Led Total Sanitation (CLTS). Dalam CLTS teknik pengemasannya melalui diskusi hingga permainan. Dalam konteks ICWRMIP, tujuan besarnya adalah merubah perilaku masyarakat di sekitar DAS Citarum yang tadinya buang air besar dan membuang sampah di sungai menjadi perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu pembangunan fisik juga dilakukan melalui pembangunan sanitasi komunal, penyediaan air baku dan pembangunan pusat daur ulang (Satdalang) sampah domestik.

Kegiatan Perbaikan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi ini telah memberikan manfaat peningkatan derajat kesehatan lingkungan bagi sekitar 65.000 jiwa penduduk. Dalam pelaksanaan kegiatannya Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota terkait serta melibatkan Lembaga Swadaya Mayarakat selaku fasilitator.

Kementerian Lingkungan Hidup

peta lh

 

Pelaksana                                          

lingkungan hidup Asisten Deputy Urusan Pengendalian Kerusakan Sungai dan Danau (Asdep 5/III) Wilayah II
 Deputy Bidang Peningkatan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan

Program

4.1    Pengembangan dan Pelaksanaan Awal Strategi Peninkatan Kualitas Sungai Dalam Wilayah Sungai dan Rencana Kegiatan / Development and Implementation of a Basin River Quality Improvement Strategy and Action Plans

5.2   (TA E1) Adaptasi dan Mitigasi Terhadap Perubahan Cuaca / Climate Change Adaptation and Mitigation

Lokasi

Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung serta Kota Cimahi.

Tahun Pelaksanaan

2014 - 2015

Capaian

Kementerian Lingkungan Hidup saat ini sedang menyiapkan strategi dan rencana aksi perbaikan kualitas air di 5 Kabupaten/Kota yang terletask di Wilayah Sungai Citarum.

Kementerian Kehutanan

peta kehutanan

 

Pelaksana                                          

kehutanan Direktorat Konservasi Kawasan
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Program

4.2   Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Daerah Penyangga Air / Improved Land ad  Water Management.

Lokasi

Lokasi program CWMBC ini dilakukan di 20 desa: BBKSDA Jabar (12 Desa), TNGGP (8 Desa) di 14 Kecamatan di 6 Kabupaten, yaitu Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab.Purwakarta, Kab.Subang, Kab.Sumedang, Kab. Cianjur di Propinsi Jawa Barat.

 

Program kegiatan dilaksanakan di  8 Target Area meliputi: (1) Cagar Alam Gunung Tilu; (2) Cagar Alam Gunung Burangrang; (3) Cagar Alam Kawah Kamojang;  (4) Cagar Alam Gunung Tangkuban Parahu; (5) Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi; (6) Taman Wisata Alam Kawah Kamojang; (7) Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu; (8) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

 

 8 Kawasan Konservasi tersebut berada di 17 Desa dalam lingkup kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di 6 Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung, Purwakarta, Subang, Sumedang, dan Cianjur.

Tahun Pelaksanaan

2013 - 2014

Capaian

Kementerian Kehutanan sejak tahun 2012 melalui program hibah dari Global Environmental Fund (GEF) melaksanakan kegiatan konservasi  kawasan di Wilayah Sungai Citarum. Program dengan 4 Komponen kegiatan ini disebut sebagai Citarum Watershed Management and Biodiversity Conservation Project (CWMBC). Kegaiatan yang dilaksanakan meliputi:

(i)    Inventarisasi Keanekaragaman Hayati
(ii)    Pilot Proyek Percontohan Untuk Restorasi Hutan dan Rehabilitasi Kawasan;
(iii)    Pengembangan Imbal Jasa Lingkungan Untuk Pendanaan Bekelanjutan Konservasi Keanekaragaman Hayati; dan
(iv)    Pengarusutamaan Konservasi Keanekaragaman Hayati.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu sebagai berikut:
1.    Adanya mainstreaming (pengarusutamaan) keanekaragaman hayati pada kegiatan ICWRMIP melalui  mekanisme koordinasi yang efektif untuk manajemen kawasan konservasi dalam daerah aliran sungai (DAS) Citarum  dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait;
2.    Meningkatnya pemahaman tentang keanekaragaman hayati dalam kawasan konservasi dengan data dan informasi terkini kepada masyarakat di sekitar kawasan konservasi dan para pemangku kepentingan;
3.    Meningkatnya keterampilan dan pengetahuan staf pengelola kawasan konservasi untuk memperkuat perencanaan manajemen kawasan konservasi;
4.    Perbaikan dan rehabilitasi lahan di dalam dan diluar kawasan konservasi sehingga dapat berperan secara optimal dalam peningkatan keanekaragaman hayati, habitat dan ekosistem kawasan.

Artikel Selanjutnya...

  1. Kementerian BAPPENAS