Kondisi Prasarana

Sistem Jaringan Irigasi, Provinsi Jawa Barat sebagai daerah lumbung padi nasional mempunyai lahan sawah yang sangat luas, ± 1.000.000 ha lahan sawah terdiri dari 89,6% sawah beririgasi teknis dan 10,4% sawah tadah hujan. Di WS Citarum luas lahan sawah beririgasi teknis kurang  lebih  361.380 ha atau 37% dari luas lahan sawah di Jabar (berdasar hasil analisis Ribasim luas lahan sawah di WS Citarum 354.082 ha) yang  terbagi menjadi  kewenangan  Pemerintah  Pusat,  Provinsi  dan  Kabupaten  Kota.  

Sistem Irigasi Citarum Hulu. Di bagian hulu dari wilayah sungai Citarum terdapat areal persawahan seluas 17.218 ha lahan sawah beririgasi teknis yang mengandalkan air irigasi dari sungai citarum dan anak2 sungainya.  Terdapat 22 DI (Daerah Irigasi) di kawasan hulu ini dengan DI terbesar adalah DI Leuwkuya dan DI Cirasea dengan luas DI lebih dari 2800 ha.
 
Sistem Irigasi Bagian Tengah. Di bagian tengah dari wilayah sungai Citarum terdapat areal persawahan seluas ± 23.399 ha lahan sawah beririgasi teknis yang mengandalkan air irigasi dari sungai citarum dan anak2 sungainya.  Terdapat 11 DI (Daerah Irigasi) di kawasan tengah ini dengan DI terbesar adalah DI Cihea seluas 5.495 ha dan DI Cipamingkis  seluas 4.591 ha.
 
Sistem Irigasi Bagian Hilir. Dibagian hilir terdapat terdapat 11 Daerah Irigasi teknis dengan luas 286.459 ha atau 79% dari luas lahan sawah irigasi teknis di WS Citarum. DI terbesar yaitu DI Jatiluhur dengan luas ± 240.000 ha, DI Salam darma dengan luas 11.684 ha dan DI macan dengan luas 10.400 ha.

Layanan Air Bersih di WS Citarum terlayani dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan terlayani oleh badan usaha milik daerah dengan nama PDAM . Terdapat 9 PDAM yang melayani air bersih sistem perpipaan di WS Citarum.  Disamping PDAM ada satu badan usaha milik negara yang juga melayani air bersih untuk DKI Jakarta yaitu PJT II melalui saluran tarum dengan sumber air dari Sungai Citarum.  

Dalam sistem Pengelolaan Limbah, beberapa prasarana Intalasi Pengelolaan Limbah yang ada di Wilayah Sungai Citarum diantaranya adalah:
IPAL Bojongsoang, Air limbah dari Kota Bandung diolah hanya dengan menggunakan satu buah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Bojongsoang, yang kapasitasnya hanya 400.000 jiwa, atau hanya melayani lebih kurang 15% dari penduduk Kota Bandung saat ini.

IPAL Cisirung, terletak di Kelurahan Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Mochamad Toha, Bandung.  IPAL Cisirung ini dikelola oleh PT Damba Intra. IPAL Cisirung berdiri di atas
tanah seluas 1,2 ha yang merupakan hasil kontribusi masyarakat Industri Bandung Selatan yang terbentuk dalam kelompok yang bernama Yayasan Dharma Bakti  Industri Bandung Selatan (YDBIBS).  
Sedangkan dalam pengelolaan persampahan terutama di kawasan perkotaan Bandung dan sekitarnya di layani oleh beberapa TPS diantaranya:

TPPAS SARIMUKTI

Lokasi Lahak TPK Sarimukti : Desa Sarimukti, Kecamatan cipatat, Kabupaten Bandung Barat
Luas Total Lahan : 25,2 Ha Terdiri dari 21,5 Ha Tanah Perhutani dan 4 Ha Tanah Pemkot Bandung dan Cimahi
Total Daya Tampung : 1.962.637 m3
Luas Efektif Landfill : 60% dari total luas
Luas Untuk Fasilitas Sarana dan Prasarana : 40% dari total luas

TPPAS LEUWIGAJAH

Lokasi Lahan TPK Leuwigajah : Kota Cimahi
Luas Daya Tampung : 25.1 Ha
Total Daya Tampung : 3.700 m3/hari

Sejak TPA Leuwigajah longsor tahun 2005, pembuangan sampah dialihkan ke TPA Sarimukti. Penyebab longsornya TPA Leuwigajah, diantaranya karena proses pembuangan berupa Open Dumping, sarana yang tidak memadai, kondisi alam yang tidak mendukung, dan terjadinya banjir.

TPPAS LEGOK NANGKA

Lokasi Lahan TPK Legoknangka : Desa Ciherang, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung
Luas Total Lahan : 65 Ha
Total Daya Tampung : - m3
Status 2012 : Tahap Pembangunan
Rencana Beroperasi : 2015

Layanan Air Bersih di WS Citarum  terlayani dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan terlayani oleh badan usaha milik daerah dengan nama PDAM . Terdapat 9 PDAM yang melayani air bersih sistem perpipaan di WS Citarum.  

Di Wilayah Sungai Citarum hilir terdapat Sistem Saluran Pembagi yang mengambil air baku dari Waguk Jatiluhur. Air ini didistribusikan untuk memenuhi berbagai keperluan, seperti air minum, industri dan kebutuhan lainnya. Saluran Tarum tersebut berfungsi sebagai saluran pembawa air baku dan juga berfungsi sebagai Saluran Irigasi. Saluran Tarum ataru Tarum Canal ini dibagi ke menjadi Saluran Tarum Barat, Saluran Tarum Timur dan Saluran Tarum Utama. Saluran Tarum Barat berfungsi sebagai saluran untuk memasok 80% kebutuhan air baku DKI, sedangkan saluran Tarum Timur dan Saluran Tarum Utama berfungsi untuk sebagai saluran irigasi pertanian.

3 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berada di 3 waduk utama Sungai Citarum. Sumber daya air ini telah dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik baik dalam skala besar. Ketiga PLTA tersebut adalah PLTA Jatilihur (dikelola Perum Jasa Tirta II, Total Daya 175 MW), PLTA Saguling (dikelola Indonesia Power, Total Daya 1.008 MW), PLTA Cirata (dikelola oleh PT. PLN PJB 11 (UP CIRATA), Total Daya 1.008 MW).

Arus pergerakan baik orang maupun barang di Wilayah Sungai Citarum didukung oleh Prasarana Transportasi darat, air dan udara.  Pada kurun waktu tahun 2003  - 2007, tingkat kemantapan jaringan jalan provinsi sepanjang 2.199,18 km telah meningkat dari 85,17% menjadi 87,31%. Dengan tingkat kemantapan sebesar 87,31% tersebut, 64,36% dari panjang jaringan jalan provinsi berada pada kondisi sedang. Untuk transportasi perairan setidaknya terdapat 7 pelabuhan regional dan 4 pelabuhan khusus. Sedangkan untuk transportasi udara didukung oleh 3 bandar udara yaitu Husein Sastranegara Bandung, Nusa Wiru Pangandaran, dan Penggung/Cakrabuana Cirebon.